Saat ini Pringsewu disetujui menjadi kabupaten tersendiri karena
perkembangannya yang bagus, baik dari segi pendapatan daerah, taraf
ekonomi maupun pendidikan penduduk. Mata pencaharian yang utama di
Pringsewu adalah bertani dan berdagang. Letaknya yang sangat strategis,
sangat sayang jika tidak dimanfaatkan oleh Pemda setempat.
Sejarah Pringsewu diawali dengan berdirinya sebuah perkampungan
(tiuh) yang bernama Margakaya pada tahun 1738 Masehi, yang dihuni
masyarakat asli suku Lampung-Pubian yang berada di tepi aliran sungai
Way Tebu (4 km dari pusat Kota Pringsewu ke arah selatan saat ini).
Selanjutnya, 187 tahun berikutnya yakni pada tahun 1925 sekelompok
masyarakat dari Pulau Jawa, melalui program kolonisasi oleh pemerintah
kolonial Hindia Belanda, juga membuka areal permukiman baru dengan
membabat hutan bambu yang cukup lebat di sekitar tiuh Margakaya
tersebut. Karena begitu banyaknya pohon bambu di hutan yang mereka buka
tersebut, oleh masyarakat desa yang baru dibuka tersebut dinamakan
Pringsewu, yang berasal dari bahasa Jawa yang artinya Bambu Seribu.
Saat ini daerah yang dahulunya hutan bambu tersebut telah menjelma
menjadi sebuah kota yang cukup maju dan ramai di Provinsi Lampung, yakni
yang sekarang dikenal sebagai ‘Pringsewu’ yang saat ini juga merupakan salah satu kota terbesar di Provinsi Lampung.
Selanjutnya, pada tahun 1936 berdiri pemerintahan Kawedanan Tataan
yang beribukota di Pringsewu, dengan Wedana pertama yakni Bapak Ibrahim
hingga 1943.
Selanjutnya Kawedanan Tataan berturut-turut dipimpin oleh Bapak
Ramelan pada tahun 1943, Bapak Nurdin pada tahun 1949, Bapak Hasyim
Asmarantaka pada tahun 1951, Bapak Saleh Adenan pada tahun 1957, serta
pada tahun 1959 diangkat sebagai Wedana yaitu Bapak R.Arifin
Kartaprawira yang merupakan Wedana terakhir hingga tahun 1964, saat
pemerintahan Kawedanan Tataan dihapuskan.
Pada tahun 1964, dibentuk pemerintahan Kecamatan Pringsewu yang
merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Lampung
Selatan sesuai dengan Undang-undang Nomor 14 Tahun 1964, yang sebelumnya
Pringsewu juga pernah menjadi bagian dari Kecamatan Pagelaran yang juga
beribukota di Pringsewu.
Dalam sejarah perjalanan berikutnya, Kecamatan Pringsewu bersama
sejumlah kecamatan lainnya di wilayah Lampung Selatan bagian barat yang
menjadi bagian wilayah administrasi Pembantu Bupati Lampung Selatan
Wilayah Kotaagung, masuk menjadi bagian wilayah Kabupaten Tanggamus
berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1997, hingga terbentuk sebagai
daerah otonom yang mandiri.
Kabupaten Pringsewu merupakan wilayah heterogen terdiri dari
bermacam-macam suku bangsa, dengan masyarakat Jawa yang cukup dominan,
disamping masyarakat asli Lampung, yang terdiri dari masyarakat yang
beradat Pepadun (Pubian) serta masyarakat beradat Saibatin (Peminggir).
Kabupaten Pringsewu mempunyai luas wilayah 625 km2, berpenduduk
377.857 jiwa (data 2011) terdiri dari 195.400 laki–laki dan 182.457
perempuan.
Kabupaten Pringsewu terdiri dari 96 pekon (desa) dan 5 kelurahan,
yang tersebar di 9 kecamatan, yaitu Kecamatan Pringsewu, Pagelaran,
Pardasuka, Gadingrejo, Sukoharjo, Ambarawa, Adiluwih, Kecamatan Banyumas
dan Pagelaran Utara.
Dari segi luas wilayah, Kabupaten Pringsewu saat ini merupakan kabupaten terkecil, sekaligus terpadat di Provinsi Lampung.
btc vip - SBOBET
SBOBET is a trusted betting service that guarantees a 샌즈카지노 safe and sbobet ทางเข้า trusted online sports betting experience. 바카라사이트 Our experience shows you how to make a profit by